Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sudah 5 bulan 3 hari saya dirumahkan. 19 Maret lalu saya disuruh pulang oleh kampus karena wabah pandemi covid. Daerah Depok yang merupakan tempat pertama yang warganya terinveksi virus ini, jujur membuat saya was-was dan parno sendiri saat itu. Masih teringat betul dalam ingatan saat kuliah hari Senin (2 Maret 2020) d Salemba pas jam makan siang saya buka hp, dan isi medsos saya semuanya tentang berita penemuan pertama kali kasus d Indonesia. Saat makan siang d kantin yang kebetulan bareng para dokter-dokter muda nan kece dan keren semuanya membicarakan kasus ini (btw kantin kita anak FMIPA dan FK kalau di Salemba bareng, hehe). Rasanya saat itu ko takut yaa, apalagi kita berada di zona merah istilahnya. Tapi tetep berusaha biasa saja, tapi saya dan temen-temen mulailah mencari olshop yang menjual masker dan hand sanitizer. Namun, betapa kagetnya saya dan teman-teman mengetahui harga masker dan hand sanitizer melonjak tajam, masker yang biasanya per kotak 25-35k bisa mencapai 10x lipatnya hand sanitizer lupa waktu itu jadi berapa naik pokonya. Mengetahui harga yang melonjak sayapun mengurungkan niat untuk membeli. Pulang dari Salemba saya mampir ke Alhikam Mart untuk menbeli masker dan hand sanitizer siapa tau ada kan. Namun ternyata kosong juga, dan masker hanya boleh beli 1. Ga apa2 wis lumayan meski hanya satu. Saya pakai masker bahan dulu aja nanti pikirnya saat itu. Sampai kos saya menghubungi Ibu di kampung menanyakan harga masker masih normal atau sudah naik juga. Kata Ibu ku keberadaan masker d Brebes sudah sulit dicari semenjak wabah covid tersebar d dunia. Tapi untungnya Ibu masih punya persediaan masker di warung 1 kotak, sayapun meminta untuk dikirimkan ke Depok ๐.
Satu hari dua hari setelah penemuan kasus pertama keadaan kampus dan sekitarny menjadi aga berbeda. Hampir semua orang yang berkeliaran d luar pakai masker. Hanya satu dua orang saja yang tidak memakai masker. Suasana d kampus pun sama. Tiba-tiba d pasang handsanitizer gratis d beberapa titik begitu pula dengan suasana kantin mendadak para mahasiswa rajin cuci tangan. Perubuhan ini bagus menurut saya, karena menuju arah kesehatan.
Hari ke-3 sampe hari ke-10 setelah kabar itu, suasana kampus biasa kembali. Mahasiswa banyak yang tidak memakai masker kembali. Namun, di hari ke 10 malam (Jum'at, 14 Maret 2020) tiba-tiba beredar surat rektor yang menyatakan perkuliahan akan segera dilaksanakan secara daring mulai 18 Maret dan mahasiswa dianjurkan untuk pulang ke daerah masing-masing. Kaget lah saya mendengar kabar itu. Dan ternyata itu tidak hanya pengumuman di kampus ku saja. Namun di beberapa kampua lain juga. Ramelah rumor itu di grup-grup whatsApp.
Saat kabar itu diperoleh, kebetulan saya sedang kumpul bertiga di kos saya. Mau mayoran (traktiran) temen yang habis ulang tahun. Traktirannya yaitu makan seblak bareng-bareng (ahh jadi pengen makan seblak kan ๐). D tengah-tengah makan seblak kita ikut rame juga membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Satu temen saya jadi ga selera makan gara-gara ngomongin masalah ini. Kalau saya sii habis tak bersisa seblaknya. Kata temen saya Nisa mah ga bakal bisa nolak kalau d ajak makan seblak wkwkwk (tau aja mereka saya doyan seblak ๐). Jadi, meskipun suasana hati sedang was-was karena corona ini, makan seblak mah tetep lanjut cuyy ๐.
Hari Sabtu nya saya tetep ke kampus meski sudah ada peringatan untuk mengurangi aktivitas d luar. Saat itu saya ke kampus mau mengantar temen saya cek lokasi ujian simak.
Dan hari Minggunya saya juga aktivitas d luar. Malah yang hari minggu ini saya menghadiri Haul KH. Hasyim Muzadi di ponpes Al Hikam Depok yang notabene banyak berkumpulnya orang-orang. Perkiraan saya ada ribuan orang yang hadir. Namun, tidak ada ketakutan d antara para jamaah yang hadir, karena saat mau masuk area pesantrenpun kami di cek suhu dan d kasih hand sanitizer. Selain itu, ketakutan akan Corona hilang sejenak tergantikan oleh mengharap keberkahan dari peringatan haul ini yang diisi dengan tahlil, mahalul qiyam, dan ceramah dari Gus Baha.
To be continued.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Brebes, 22 Agustus 2020
Pukul 14.58 WIB
NF
Komentar
Posting Komentar