Menuntut Ilmu

"Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus menanggung perihnya kebodohan"

Assalamu'alaikum wr.wb.
Selamat malam....... :)

Keterangan foto di atas : yang pakai kebaya saat perpisahan kelulusan MTs N Ketanggungan, selanjutnya yang pakai rok abu + kemeja batik saat saya study banding ke UNPAD saat kelas XII, dan foto terakhir itu saat menghadiri kaka tingkat wisuda, semoga saya cepet menyusul mohon doanya yaaaa :) Awalnya mau foto yang pakai seragam semua tapi tidak punya hehehe

Saya merupakan mahasiswa semester 6, bisa dibilang mahasiswa tingkat akhir juga hehehe. Saya kuliah di salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta. Pendidikan saya dimulai dari tingkat Sekolah dasar, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Perguruan Tinggi, dan InsyaAllah Pascasarjana serta Doctoral InsyaAllah mohon doanya yaaa :) . Sekolah Dasar saya di SD N Baros 01 ini sekolah yang ada di desa saya, kemudian lanjut di MTs N Ketanggungan , MAN Cirebon 3, dan sekarang Alhamdulillah mahasiswi di UGM.

Mulai MA saya sudah jauh dari orangtua, waktu itu saya bersekolah sambil mondok Pesantren di Buntet Pesantren Cirebon. Keinginan sekolah + mondok itu keinginan sendiri karena saya ingin mencoba hidup mandiri dan Alhamdulillah orang tua mendukung, sampai sekarang saya masih merantau untuk mencari ilmu, namun bedanya sekarang di Yogyakarta ngga di Cirebon lagi. Ketika liburan tiba pasti saya pulang, ketika pulang sering ada yang bilang "Nis, ngga capek sekolah terus, ngga cape belajar terus, dan ngga pusing mending nikah kan ujung-ujungnya nanti di dapur juga???", setiap ditanya seperti itu jujur saya bingung jawab apa , akhirnya saya jawab belajar menyenangkan kok :). Kalau soal urusan menikah itu saya belum memikirkan, tapi tentunya pasti maulah yaa menikah, tapi saya sendiri untuk sekarang ingin fokus sampai memperoleh gelar sarjana dulu insyAllah. Saya menuntut ilmu itu pada dasarnya untuk menambah pengetahuan saya terutama mengenai ilmu-ilmu Allah yang tentunya masih banyak yang belum kita ketahui. Bagi saya yang baru menjadi mahasiswi S1, itu masih jauh sekali dari kata cukup untuk berhenti belajar. Masih perlu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Seorang perempuan yang nantinya setelah menikah dan menjadi seorang Ibu itu akan menjadi madrasah awal bagi anak-anaknya, saya ingin menjadi guru saat dia masih kecil dengan membagikan ilmu-ilmu saya yang diperoleh tentunya dimulai dari ilmu Agama yang akan dijadikan sebagai pondasi awal selanjutnya diiringi ilmu-ilmu lain yang sekiranya akan bermanfaat bagi pertumbuhan anak balita, karena usia balita ini merupakaan usia emas, karakter anak pada usia ini akan terbentuk. Saya ingin berbagi ilmu dengan cara saya sendiri, yang saya ambil dari  pengalam saya selama menuntut ilmu yang sekiranya nanti akan mudah di terima oleh anak kecil.

Mencari ilmu juga tidak hanya bisa diperoleh dari pendidikan formal, kita bisa belajar dimanapun dan kapanpun.Dari setiap perjalanan yang kita lalui sebenarnya kita bisa memperoleh ilmu asal kita kepo dengan keadaan sekitar dan terus mencari tahu yang kita belum ketahui. Untuk yang satu ini saya pun masih belajar karena terkadang masih malu dan belum peka terhadap sekitar :)Hilangkanlah rasa malu mu jika itu untuk kebaikanmu yaitu jangan malu bertanya jikalau itu menyangkut tentang ilmu.

Dalam suatu nasihat Imam Syafi'i :
Saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yaitu :
1. Kecerdasan
2. Semangat
3. Bersungguh-sungguh 
4. Dirham (Keleraan hati mengeluarkan uang)
5. Bersahabat dengan guru
6. Memerlukan waktu yang lama

Setiap manusia terlahir dengan kecerdasan dan kelebihan masing-masing. Kecerdasaan yang terbawa sejak lahir tentunya perlu didukung dengan rajin.

Semangat merupakan kunci kedua menurut saya untuk melangkah maju setelah yang paling utama yaitu niat. Niat yang diiringi dengan semangat pasti akan berjalan baik, semangat melawan hawa nafsu yang tentunya akan selalu menghalangi ketika kita akan melakukan hal yang baik. terkadang untuk memperoleh yang kita impikan harus meninggalkan hal-hal yang kita sukai.  

Bersungguh-sungguh. ini merupakan hal yang harus dimiliki oleh  para pencari ilmu. Janganlah melakukan sesuatu dengan setengah lakukanlah dengan sungguh-sungguh InsyAlaah hasil yang diperoleh akan maksimal juga. Karena hasil tidak akan mengkhianati ikhtiyar kita .

Dalam perjalanan mencari ilmu tentu kita membutuhkan uang untuk membeli buku salah satunya. bagi kita yang masih meminta uang dari orang tua setiap bulannya. Usahakan sisihkan lah uang bulananmu untuk membeli buku. Perbanyaklah membaca buku, karena buku itu jendela dunia. 

Sebagai seorang murid hormatilah guru kita, beliaulah orangtua kedua setelah Ibu Bapak kita. Saya selalu ingat pesan Pak Kyai sewaktu mondok dulu "paham ra paham kang pentingku lenggah lan ngrungukena", artinya paham ga paham duduklah dan dengarkan jangan sampai ngga hadir di suatu majlis ilmu itu akan rugi. meskipun kita ga paham insyAllah nanti akan memperoleh barokahnya Ilmu .

Dalam memperoleh ilmu tak mungkin bisa secara instan, perlu perjuangan, pengorbanan, keringat tentunya. Karena Allah suka manusia yang terus berjuang tanpa mengenal lelah dalam menuntut ilmu, InsyAllah bagi orang-orang yang berilmu akan di tinggikan derajatnya.


Disaat kau lelah belajar, ingatlah kedua orangtua mu yang telah membiayaimu . Mereka menunggu kabar baik dari kita. So, tetap Semangat...... Mari kita belajar bareng menghilangkan rasa malas yang ada pada diri kita masing-masing :)



Yogyakarta, 23 Mei 2017
Pukul 20:10 WIB


NF

Komentar