Ramadhan Day-5

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Seperti biasa setiap pagi saya selalu suka mencari bacaan atau tayangan youtube yang menggugah semangat hehe. Dan pagi tadi saya menemukan tayangan yang menceritakan bagaimana perjalanan mba Dewi Nur Aisyah dalam meraih mimpinya. Beliau adalah seorang epidemiologi Indonesia. Yang keilmuannya sangat MasyaAllah. Ditambah lagi dengan kerendahan hatinya, semangatnya yang sangat patut dicontoh.

Beliau selalu mengatakan bahwa "Ilmu beliau sangat jauh dari cukup dan masih kurang". Padahal saya tahu itu hanya salah satu bentuk kerendahan hatinya 😊. Kalimat itu sebenarnya sebagaii motivasi supaya kita tidak cepat puas dengan ilmu yang dimiliki. Melainkan, rasa haus akan ilmulah yang harus kita upgrade terus. Karena, ilmu Allah sangat luas sekali, sedangkan keilmuan kita di dunia sangat terbatas. 

Ngomong-ngomong mengenai keilmuan, saya tertari dengan kata-kata mba Dewi yang menyebutkan bahwa "inti dari keilmuan yaitu untuk menjadikan kita insan yang lebih beriman dan bermanfaat bagi masyarakat". 

Beliau menceritakan nilai-nilai kedisiplinan dan pola belajar di Britania Raya yang dapat dijadikan contoh, salah satunya yaitu "Pola Berpikir Analitik". Kita (khususnya saya) masih sering mengungkapkan sesuatu secara singkat dan tepat saja tanpa embel-embel MENGAPA. Mengapa bisa demikian?? Mengapa hal itu terjadi??. Inilah yang menjadi PR supaya kita bisa lebih kritis dengan keadaan di sekitar kita. Supaya berpikir lebih dalam lagi supaya dapat jawaban yang lebih kompleks lagi. 

Ada beberapa point mengenai semangat mba Dewi dalam meraih impiannya:

Pertama, dalam meraih mimpi tentu banyak tantangannya. Di setiap tantangannya Allah telah menitipkan hikmah cinta yang tidak terbayarkan oleh apapun. Allah sedang mengajarkan "buah kesabaran sungguh manis di akhirnya". 

Kedua, gagal itu biasa berhasil baru luar biasa. Pesan mba Dewi: Jangan sampe kita menyerah sebelum mencoba. Jadikanlah kegagalam sebagai teman untuk semakin banyak belajar, untuk menggali hikmah-hikmah terdalam supaya menjadikan diri kita pribadi yang lebih tegar. 

Ketiga, lelah adalah bagian dari hidup. Jadikanlah kelelahan sebagai keseharian hidup kita. Kalau kita lelah jangan ngeluh. Gantilah mindset itu dengan ucapan Alhamdulillah saya lelah hari ini, semoga lelah yang dirasa menjadi pintu keridhoan-Mu yaa Allah. 

Keempat, jangan ada kamus menyerah dalam diri seorang muslim, karena kita punya Dzat yang Maha Besar, Dzat yang Maha Kuat, dan Dzat yang Maha Menguatkan yaitu Allah. Pesan ini juga yang selalu Ibu saya bilang disaat saya punya hajat/mimpi. Kata ibu saya harus selalu yakin dengan kebesaran dan pertolongan Allah, yang penting kita berusaha semaksimal mungkin. Lalu bertawqqal pada-Nya. InsyaAllah hasil tidak akan mengkhianati usaha. 

Kelima, ketika sedang down maka kembali pada-Nya dan menyemangati diri sendiri. 

Menyemangati diri sendiri bisa dengan cara: 
1. Melihat kembali life plan yang sudah dibuat. 
2. Mengurai benang-benang kusut yang menjadi rintangan.
3. Sertakan Allah dalam setiap keputusan

Melibatkan Allah dalam setiap prosesnya ada 3 tahapan, yaitu:

a. Perencanaan 
Kembali pada niat. Niat hanya untuk beribadah dan mencapai ridho-Nya.

b. Proses Pelaksanaan
Senantiasa bekerja untuk ketaatan.

c. Akhir Ikhtiyar
Yaitu mengajarkan kepada kita bagaimana menggantungkan ikhlas sebagai puncak dari setiap aktivitas kita, mau berhasil/tidak itu hak prerogatif Allah, tugas kita sebagai hamba hanya berikhtiyar semaksimal mungkin dan hasil diserahkan pada-Nya.

Itulah , catatan menarik yang bisa saya petik dari mba Dewi. Banyak kalimat yang saya kutip dari beliau 🙏. Semoga catatan ini menjadi pengingat, menjadi contoh, menjadi cermin bagi saya khususnya. 

Terimakasih Mba Dewi. 

#nisalearn
#RamadhanDay5
#RamadhanKareem
#dirumahaja

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 



Brebes, 29 April 2020
Pukul 01.41 WIB


NF 

Komentar