Ramadhan Day-22

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

~Kisah Uwais Al-Qorni~


Temen-temen apakah sudah tau kisah penuh teladan dari seorang Uwais Al-Qorni? 

Jika belum, yuk simak bareng-bareng 😊

Uwais Al-Qorni adalah seorang pemuda asal Yaman, tepatnya di daerah Qaran. Beliau hidup berdua dengan ibundanya yang sudah lanjut usia dan menderita penyakit lumpuh. Sehingga untuk melakukan apapun, Uwais akan menggendong ibu nya. 

Uwais dan ibunya berlatar belakang dari keluarga yang kurang mampu (miskin), sehari-harinya Uwais bekerja sebagai penggembala domba dan unta tapi bukan miliknya. Uwais juga menderita penyakit sopak, sehingga tubuhnya belang-belang putih. 

Uwais sangat berbakti kepada Ibu nya. Suatu waktu ibunya bercerita kepada Uwais ingin menunaikan ibadah haji sebelum beliau tutup usia. Beliau mengatakan demikian mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi serta sakit-sakitan. Permintaan tersebut cukup berat bagi Uwais untuk mengabulkannya, karena beliau dari keluarga miskin rasanya tidak mungkin bisa naik haji. Biasanya orang-orang Yaman untuk berhaji yaitu naik unta dan membawa bekal yang banyak, mengingat jarak Yaman-Makkah yaitu sekitar 400 km (mohon koreksinya kalau salah). Namun, Uwais sendiri tidak memiliki unta untuk ditungganginya. Sehingga beliau berpikir keras bagaimana caranya beliau bisa berangkat haji bersama ibunya. Akhirnya, beliau membeli anak lembu dan membuat kandangnya di bukit. Setiap pagi, Uwais bolak balik naik turun bukit dengan menggendong lembunya. Banyak orang-orang yang mengatainya orang gila. Karena, menurut mereka itu hal yang aneh. Tapi, Uwais tak menghiraukan olokan dari tetangganya tersebut. Beliau istiqamah melakukan itu setiap pagi sampai 8 bulan dan lembunya sampai memiliki berat 100 kg. Dari kebiasaan tersebut, otot-otot Uwais semakin kuat. 

Pada musim haji tiba, beliau berangkatlah haji bersama ibunya. Sepanjang perjalanan beliau menggendong ibunya sampai tiba di Makkah. Beliau juga selalu menggendong ibunya dalam setiap rangkaian ibadah haji. Ketika towaf bersama ibunya dalam gendongan, Uwais berdoa semoga dosa-dosa ibundanya diampuni oleh Allah. Ibunya yang mendengar doa Uwais, seketika langsung bertanya: "kenapa kau hanya mendoakan supaya dosaku saja yang diampuni, lalu bagaimana dengan dosa-dosamu nak". Uwais pun menjawab: "cukup dengan Ibu masuk surga yang nantinya akan membawaku menuju surga juga", MasyaAllah ibunya sangat terharu. Seketika itu pula, penyakit sopak Uwais sembuh, yang tersisa hanya belang putih di telapak tangannya. Ini yang akan menjadi petunjuk bagi Kholifah Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib untuk menemukannya.

Suatu ketika jauh sebelum Uwais dan ibundanya menunaikan ibadah haji. Beliau (Uwais) memiliki keinginan untuk bertemu dengan Nabi Muhammas SAW. tapi niat itu beliau tunda dulu mengingat ibundanya tidak bisa ditinggalkan sendiri dalam waktu lama. Saat ibundanya cukup sehat, ibundanya mengizinkan Uwais untuk bertamu ke kediaman Nabi Muhammad. Sebelum pergi, Ibunya berpesan : "nanti setelah bertemu dengan nabis, segeralah kembali pulang". Uwais pun menyetujuinya. Ratusan kilometer beliau lalui sampai akhirnya sampe di kediaman Nabi. Saat mengetuk pintu rumah Nabi yang membukakan pintunya yaitu istri beliau Aisyah r.a. , Uwais pun mengutarakan tujuan dia bertamu yaitu untuk bertemu Nabi. Namun, Aisyah menuturkan bahwa Nabi tidak ada di rumah, melainkan sedang ada di Medan Perang. Uwais sedih mendengar berita itu, di satu sisi Uwais berkeinginan menunggu sampe Nabi pulang, tapi kepulangan Nabi tidak dapat diprediksi kapan. Sisi yang lain beliau ingat pesan Ibunya untuk segera pulang. Beliaupun memilih untuk segera pulang karena tidak tega meninggalkan ibunya yang sudah sepuh lebih lama lagi. Uwaispun menitipkan pesan untuk Nabi pada Aisyah r.a. , pesannya yaitu : "suruh menyatakan bahwa beliau tadi ada yang mencarinya (tanpa menyebutkan nama dan asalnya)". Uwaispun akhirnya pulang dengan perasaan sedih.

Beberapa hari kemudian, saat Nabi pulang ke rumahnya. Aisyah r.a. pun menyampaikan pesan pemuda yang mencari rasul tempo hari. Nabi Muhammad pun langsung menjawab bahwa yang mencarinya itu Uwais pemuda asal Yaman. Seorang pemuda yang sangat taat pada Ibunya. Seorang pemuda penduduk langit, bukan penduduk bumi lagi. Aisyah dan para sahabat yang mendwngar jawaban Nabi pun terpama dengan penuturan beliau. Kemudian Nabi berbicara pada Umar bin Khattab dam Ali bin Abi Tholib bahwasannya nanti pada zaman kepemimpinan mereka nanti akan ada seorang pemuda dari Yaman yang sangat qabul doa nya, dia adalah uwais Al-Qorni sang penduduk langit. Nabi berpesan: "Nanti saat kalian bertemu dengannya, mintalah didoakan olehnya, mintalah d doakan mohon ampunan dari Allah", sesungguhnya doa beliau sangat qobul.

Lama setelah Nabi Muhammad wafat dan ibunda nya Uwais sudah wafat juga, Uwais baru bisa ikut ke Madinah bersama rombongan perniagaan dari Yaman. Mendengar ada kedatangan rombongan dari Yaman, sontak Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Tholib menanyakan keberadaan Uwais. Salah seorang rombongan dari Yaman menjawab bahwa Uwais ada ditempat parkir onta, sedang menjaga onta-onta. Kedua sohabat Nabi tersebut langsung menuju tempat tersebut, dan melihat ada pemuda yang sedang sholat. Lalu setelah selesai sholat Uwais menjawab salam kedua sahabt teraebut sambil berjabat tangan. Umar dan Ali pun melihat tanda putih yang diceritakan oleh Nabi, berarti benar beliaulah yang bernama Iwais yang dimaksud Nabi, Umar dan Ali pun meminta dibacakan doa dan memohon ampunan Allah dari ucapan Uwais. Namun, Uwais awalnya menolak. Beliau merasa harusnya sebaliknya beliaulah yang minta tolong didoakan oleh kedua sahabat Nabi tersebut. Pada akhirnya beliau luluh mau mendoakan kedua sahabat Nabi tersebut. Setelah itu, Uwais berpesan pada Umar dan Ali bahwasannya cukup hati itu saja beliau diketahui orang bahwa dirinya penduduk langit, setelah itu biarkanlah orang-orang melihatnya sebagai orang biasa sebagai orang miskin. Umar dan Ali pun menyetujuinya. 

To be continued.

Sekian dulu cerita dari Uwais nya.
InsyaAllah nanti bakal di lanjut yaa.

#nisalearn
#RamadhanDay22
#RamadhanKareem
#dirumahaja


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Brebes, 14 Mei 2020


NF



Komentar